Pembuatan Uang Palsu

Sehari Baru Mampu Cetak 20 Keping Koin

Semarang, CyberNews. Meski baru tahap coba-coba untuk mencari hasil uang palsu koin terbaik, namun para tersangka pemalsuan uang yang dibekuk Unit Reskrim Polsek Gajahmungkur pada Senin (26/10) malam, sudah mampu membuat sedikitnya 20 keping setiap harinya.

Dari pemeriksaan sementara penyidik, tersangka Nardi Basuki (57) warga Ngonto RT 5 RW 2 Candi, Bandungan, Kabupaten Semarang dan Rusbianto alias Kanthil (41) warga Pleburan RT 9 RW 2, Pleburan, Semarang Selatan telah mencetak ribuan uang koin selama tiga pekan terakhir.

Kapolresta Semarang Selatan, AKBP Nurkolis SIK MSi melalui Kapolsek AKP Delly Sanjaya menyatakan, sebanyak 365 keping uang pecahan Rp 500 telah jadi.

Dari hasil penggerbekan yang dipimpin Kanit Reskrim Iptu Teguh W itu, polisi juga mengamankan 1.805 keping koin siap cetak. "Pengakuan sementara tersangka, baru sekitar 13 koin saja yang telah diedarkan untuk membeli makan dan rokok. Mereka mengaku masih mencari formula terbaik agar uang bisa semirip aslinya," jelas AKP Delly didampingi Iptu Teguh W Rabu (28/10).

Tersangka Rusbianto mengaku, bahan alumunium dia beli dari rongsokan di daerah Kokrosono, Sompok, dan Peterongan. Setiap lembarnya, dia beli seharga Rp 5.000-Rp 7.000 tergantung besar kecilnya lempengan.

"Lempengan yang dibeli lalu diberi air raksa agar mengkilap, selanjutnya dicuci dengan sabun. Setelah bersih, lempengan logam lalu di cetak sesuai ukuran pecahan Rp 500," kata Rusbianto.

Seluruh rangkaian terebut, Nardi yang mengerjakannya. Rusbianto mengaku dirinya hanya menyuplai kebutuhan dan bahan baku saja.

Menurut Nardi, sehari dia baru bisa membuat sekitar 20 keping koin saja. Itu karena setelah uang logam itu dicetak, dirinya juga harus memberi pewarna agar uang bisa lebih bagus. Belum lagi tahapan merapikan menggunakan kikir yang dilakukannya secara manual.

"Sementara ini memang baru bisa membuat belum banyak. Soalnya saya baru mencari cara agar hasilnya sangat mirip aslinya," terang Nardi kepada kapolsek.

Meski belum sempurna, namun nardi mengaku uang hasil buatannya itu sudah lolos saat digunakan membeli sesuatu. Belum lama ini dia mengaku membeli soto menggunakan uang palsu itu. Rp 2000 diantaranya adalah uang kertas asli, sedangkan Rp 3000 sisanya dia menggunakan pecahan Rp 500 palsu.

"Saat saya membayar sempat deg-degan juga, tapi ternyata tidak ketahuan karena sudah cukup mirip," kata Nardi.
( Saptono Joko Sulistyo / CN13 )
www.suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalo komentar jangan emosi