"Carilah ilmu sampai ke negeri Cina"
Nabi Muhammad Saw. (570-632)
"Jika ingin kemakmuran 1 tahun, tumbuhkanlah benih.
Jika ingin kemakmuran 10 tahun, tumbuhkanlah pohon.
Jika ingin kemakmuran 100 tahun, tumbuhkanlah (didiklah) manusia."
Konfusius ( 551 SM-479 SM ), Cina.
"Yang memungkinkan penguasa yang bijak serta jenderal yang baik untuk menyerang dan menguasai serta mencapai semua hal di luar kemampuan orang biasa,
adalah mengetahui lebih banyak."
Sun Tzu (abad 6 SM), The Art of War.
"Knowledge is Power."
Francis Bacon (1561-1626), Inggris.
"The difference between the most dissimilar characters, between a philosopher and a common street porter, for example, seems to arise not so much from nature,
as from habit, custom, and education."
Adam Smith, "The Wealth of Nations", Buku I, Bab 2
"Jika sebuah bangsa terbelakang ilmunya, tapi memimpikan kebebasan,maka ia mengharapkan apa yang tidak pernah ada,dan tidak akan pernah ada."
Thomas Jefferson (1743-1826), Amerika
"Pengetahuan akan dicari ke seluruh penjuru dunia dan dasar-dasar
kekuasaan kekaisaran akan diperkuat."
Meiji Charter Oath (1868), Meiji, Jepang.
"In its broad sense, civilization means not only comfort in daily necessities but also the refining of knowledge and the cultivation of virtue so as to elevate human life to a higher plane. [...] [Thus] it refers to the attainment of both material well-being and the elevation of the human spirit, [but] since what produces man’s well-being and refinement is knowledge and virtue, civilization ultimately means the progress of man’s knowledge and virtue"
Yukichi Fukuzawa, salahsatu tokoh terpenting dalam Restorasi Meiji
yang membangkitkan Jepang.
"Human history becomes more and more a race,
between education, and catastrophe"
H. G. Wells, 'Outline of History'
"An organization’s ability to learn, and translate that learning into action rapidly,
is the ultimate competitive advantage."
Jack Welch, The Manager of the Century,(1935- ), Amerika.
"Pendidikan, sekali lagi pendidikan oleh Kartini dianggap paling penting sebagai
jalan keluar dari semua masalah dan kesengsaraan bangsa. Kartini menyadari Belanda memang sengaja menelantarkan pendidikan rakyat agar rakyat tetap mau menggarap sawah dan tetap mau bilang ‘nun inggih’ pada setiap perintah yang diberikan kepadanya. Pemerintah Hindia Belanda hanya bertindak sesuai dengan watak setiap kolonialis, yaitu membiarkan rakyat jajahannya berdegenerasi menjadi bodoh dan melarat supaya bisa dijajah selama-lamanya. Lebih baik jangan dibuat pandai!
Bangsa yang bodoh dan melarat dapat lebih mudah dikuasai daripada bangsa yang terdidik dan berpengetahuan tinggi."
R.A Kartini,
dikutip dari karya Sitisoemandari Soeroto, "Kartini Sebuah Biografi"
R.A Kartini,
dikutip dari karya Sitisoemandari Soeroto, "Kartini Sebuah Biografi"
"… maka rakyat kami (oleh kaum imperialis) dibikin rakyat yang ‘hidup kecil’ dan ‘nrima’, rendah pengetahuannya, lembek kemauannya, sedikit nafsu-nafsunya, padam kegagahannya, rakyat ‘kambing’ yang bodoh dan mati energinya.Kami, kaum PNI, kami mencoba memberantas penyakit ini dengan mengadakan lebih banyak pendidikan rakyat, menyokong sekolah-sekolah rakyat, mengurangi buta huruf di kalangan rakyat. Kami mencoba membangkit-bangkitkan dan membesar-besarkan kemauan rakyat akan nasib yang lebih memper-nasib manusia, menyalakan lebih banyak nafsu-nafsu di dalam kalbu rakyat. Kami berusaha menghidup-hidupkan lagi kegagahan rakyat, tenaga kemauan rakyat, energi rakyat sebagai sediakala, -rakyat yang kini ‘sudah mati kutunya itu’ …Energi rakyat inilah salah satu urat saraf pembentukan kekuasaan kami, -salah satu urat saraf penolak daya imperialisme, tetapi terutama sekali ialah urat saraf pendorong rakyat ke depan."
Sukarno, Bapak Bangsa Indonesia
"Indonesia Menggugat", Kontra Kemunduran, yakni Kontra Dekadensi Akal Budi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalo komentar jangan emosi