Razia Umat Muslim yang Tak Puasa

Jakarta, (tvOne)

Umat Muslim di sejumlah kota di Mesir yang sedang tidak berpuasa kini makin segan makan-minum di restoran atau di tempat umum. Pasalnya, mereka bisa ditangkap pihak berwajib bila ketahuan sedang bersantap di rumah makan. Bahkan, membeli makanan atau minuman sebelum waktu berbuka puasa juga bisa bermasalah.

Laman stasiun televisi Al Arabiya, Rabu 9 September 2009, mengungkapkan bahwa pemerintah kota Aswan menangkap 150 warga yang ketahuan makan atau minum di tempat umum. Ini merupakan kali pertama aparat dari Kementrian Dalam Negeri Mesir melancarkan razia atas umat Muslim yang ketahuan melanggar puasa selama bulan suci Ramadan.

Selain di Aswan, aparat juga menangkap banyak orang di kota Hurghada. Padahal, gubernur setempat telah memerintahkan penutupan semua kafe dan restoran selama waktu puasa di kota yang menjadi obyek pariwisata itu.

Di kota Dakahlia, tujuh remaja diciduk setelah ketahuan merokok di jalanan. Mereka boleh bebas setelah membayar denda 500 pound Mesir (sekitar Rp 900.000).
Kementrian Dalam Negeri tampaknya mengikuti langkah sejumlah negara Arab konservatif, yang menjatuhkan denda sekitar US$350 (Rp3,5 juta) atau penjara maksimal selama satu tahun bagi mereka yang ketahuan makan atau minum maupun merokok selama waktu puasa.

Langkah keras aparat di Mesir itu mendapat dukungan dari kelompok fundamentalis. Adel al-Sayed, wakil ketua LSM Ansar al-Sunnah menyatakan bahwa selama Ramadan umat Muslim tidak boleh melanggar puasa tanpa alasan yang jelas. "Melanggar puasa tanpa alasan harus dihukum," kata al-Sayed kepada al-Arabiya. "Polisi telah berbuat benar," lanjut al-Sayed.

Namun, LSM lain menilai langkah aparat pemerintah itu merupakan tindakan yang semena-mena. ""Tidak ada hukum yang melarang makan atau minum pada waktu puasa selama Ramadan," kata Gamal Eid, ketua Arab Network for Human Rights Information. "Setiap warga punya hak untuk makan dan minum selama Ramadan tanpa harus diganggu," lanjut Eid.

Sedangkan kelompok Copts for Egypt melayangkan surat kepada Kementrian Dalam Negeri Mesir untuk mengusut kebijakan razia atas orang yang tidak berpuasa. "Aparat yang terkait telah melanggar kebebasan pribadi dan bisa-bisa menciptakan Taliban lain di Mesir," kata Samuel al-Ashay, pengurus Copts for Egypt. (VIVAnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalo komentar jangan emosi